Cingpoling Purworejo Tampil Memukau di Pentas Duta Seni Jawa Tengah 2025

By ADMIN 28 Jul 2025, 14:52:19 WIB Kegiatan
Cingpoling Purworejo Tampil Memukau di Pentas Duta Seni Jawa Tengah 2025

Cingpoling Purworejo Tampil Memukau di Pentas Duta Seni Jawa Tengah 2025

Jakarta, 27 Juli 2025 — Kesenian tradisional khas Kabupaten Purworejo, Cingpoling, kembali mencuri perhatian publik dalam acara Pentas Duta Seni Jawa Tengah 2025 yang diselenggarakan di Anjungan Jawa Tengah, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta. Pementasan ini menjadi representasi kekayaan budaya daerah yang masih hidup dan terus dijaga eksistensinya oleh masyarakat lokal. Melalui pementasan ini, Cingpoling tidak hanya tampil sebagai tontonan budaya, tetapi juga sebagai simbol kuat identitas lokal yang kaya akan nilai sejarah dan filosofi kehidupan masyarakat.

Acara Pentas Duta Seni Jawa Tengah 2025 ini digelar sebagai bagian dari upaya Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui Badan Penghubung Jawa Tengah untuk melestarikan dan mempromosikan budaya lokal ke tingkat nasional. Penampilan Cingpoling menjadi bukti bahwa seni tradisi masih relevan dan mampu menyampaikan pesan budaya yang kuat di tengah arus modernisasi.

Sebagai Warisan Budaya Tak Benda, Cingpoling kini hanya dilestarikan oleh dua kelompok seni aktif di Purworejo, yaitu Ponco Manunggal Jati (Jatirejo, Kaligesing) dan Tunggul Wulung (Kesawen, Pituruh). Kehadiran mereka di panggung nasional merupakan bentuk nyata dari semangat pelestarian budaya yang patut diapresiasi.

Pada kesempatan ini, Kelompok Tunggul Wulung dari Desa Kesawen, Kecamatan Pituruh, Kabupaten Purworejo, membawakan tari Cingpoling klasik yang terdiri dari beberapa babak: sembahan, dodokan, undur-unduran, dan pencak. Tari ini diyakini berasal dari gladi keprajuritan yang berkembang pada masa penjajahan Belanda di abad ke-17.

Selain itu, ditampilkan pula tari Padang Bulan, yaitu versi Cingpoling yang dibawakan oleh anak-anak sebagai bentuk pewarisan budaya sejak dini. Tari Padang Bulan mengambil gerak tari dari langkah dasar Cingpoling. Karya ini diproduksi sebagai penguatan khazanah perbendaharaan tari kreasi anak yang bisa digunakan untuk pesta siaga pramuka dan FLS2N Kabupaten Purworejo.

Risturino, S.IP., M.M., selaku Kepala Sub Bidang Pelayanan Masyarakat dan Hubungan Antar Lembaga Provinsi Jawa Tengah, menyampaikan bahwa seni tradisi seperti Cingpoling adalah bagian penting dari jati diri bangsa.

“Kesenian tradisional bukan hanya tontonan, tetapi sebagai wahana yang sarat akan nilai dan filosofi lokal yang membentuk jati diri masyarakat kita. Kegiatan ini menjadi salah satu wujud nyata komitmen bersama dalam melestarikan, mengembangkan, dan mengenalkan kesenian Purworejo kepada masyarakat yang lebih luas, terutama untuk generasi muda,” jelas Risturino dalam sambutannya.

Kabupaten Purworejo telah mencatatkan prestasi gemilang dengan menjadi penyaji terbaik dua kali berturut-turut pada ajang Duta Seni Award tahun 2023 dan 2024. Duta Seni Award berikutnya dijadwalkan akan berlangsung pada Desember 2025 di Semarang.

Sementara itu, Plt. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Purworejo, Yudhie Agung Prihatno, S.STP., M.M., turut memberikan apresiasi atas penampilan seniman Purworejo di TMII. “Pentas Duta Seni ini merupakan momen luar biasa, di mana para seniman Purworejo bisa menunjukkan eksistensinya yang bisa dinikmati masyarakat di Jakarta, bahkan seluruh pengunjung TMII dan masyarakat Indonesia,” ujarnya.

Pentas Duta Seni Jawa Tengah 2025 menjadi ruang penting bagi para seniman daerah untuk berkarya sekaligus mengenalkan warisan budaya takbenda ke masyarakat luas. Keikutsertaan Kabupaten Purworejo melalui seni Cingpoling menjadi bukti kuat bahwa semangat pelestarian budaya terus tumbuh di tengah arus modernisasi.

“Melestarikan budaya adalah tanggung jawab semua pihak. Karena itu, kami terus mendorong pengembangan kreasi Cingpoling yang kini juga diajarkan di sekolah dasar dan SMP di Purworejo. Harapannya, warisan leluhur ini tidak punah dan dapat terus hidup melalui generasi muda,” tambah Yudhie dalam dialog budaya.

Dengan semangat kolaboratif antara pemerintah, seniman, dan masyarakat, Cingpoling tidak hanya menjadi warisan yang dibanggakan, tetapi juga sumber inspirasi bagi generasi penerus. Pementasan ini menjadi pengingat bahwa menjaga budaya bukan hanya tentang melestarikan masa lalu, tetapi juga membentuk masa depan yang berakar pada identitas bangsa.




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment