Tari Cing Po Ling Dari Purworejo Tampil Memukau Di Menoreh Tourism Festival 2025

By ADMIN 29 Okt 2025, 20:23:08 WIB Kegiatan
Tari Cing Po Ling Dari Purworejo Tampil Memukau Di Menoreh Tourism Festival 2025

Kulon Progo – Kabupaten Purworejo menampilkan Kesenian Cingpoling pada event Menoreh Tourism Festival 2025 yang digelar oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Kulon Progo Sabtu (25/10) di Alun- alun Wates, Kulon Progo.

Menghadirkan parade seni dan budaya dari berbagai daerah di Indonesia. Acara Dinas Pariwisata Kabupaten Kulon Progo ini menegaskan posisi Kulon Progo sebagai salah satu destinasi wisata yang menjunjung tinggi pelestarian dan promosi kebudayaan nusantara.

Berbagai daerah yang mengikuti event ini diantaranya Madura, Banyumas, Temanggung, Trenggalek, Bangka Belitung, Wonogiri, Cirebon, Tulungagung, Purworejo, Makassar, Bandung, Banyuwangi, Kalimantan, Jawa Timur, Lampung, Sleman, Bantul, serta Dimas Diajeng Kulon Progo.

Setiap kontingen menampilkan ciri khas budaya masing-masing, menjadikan festival ini sebagai ajang kolaborasi dan apresiasi budaya yang berwarna. Dengan rute festival dimulai dari Taman Budaya Kulon Progo, melewati Simpang 3 Dayakan, Simpang 4 Plaza UMY, hingga Alun-Alun Wates, dan berakhir di Kantor Pemerintah Kabupaten Kulon Progo.

Sepanjang jalur parade, ribuan penonton tampak antusias menyaksikan ragam atraksi budaya yang ditampilkan oleh peserta dari berbagai wilayah di Indonesia.Kehadiran mereka menjadi simbol harmonisasi antara pelaku seni tradisional dan generasi muda dalam upaya melestarikan warisan budaya daerah.

Kesenian Cingpoling berasal dari Desa Kesawen, Kecamatan Pituruh, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Kesenian ini memiliki nilai sejarah dan filosofi tinggi yang diperkirakan muncul sejak abad ke- 17 di masa penjajahan Belanda, sehingga pada tahun 2021 secara resmi telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) Indonesia oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.Nama “Cingpoling; diambil dari gabuangan suku kata akhir nama tiga pengawal Demang: Krincing (Cing), Dipomenggolo (Po) dan Keling (Ling).

Pementasan kali ini melibatkan tiga generasi, menjadi sebuah narasi utuh tentang pelestarian budaya, bukan hanya pertunjukan dari masa lalu, tetapi juga identitas yang diyakini, dimilki dan akan terus diwariskan dari generasi ke generasi.Kostum Cingpoling Klasik, kreasi dan barisan Pramuka adalah pembaruan pelestarian dan kelestarian di kalangan pelaku tradisi, remaja/ masyarakat umum dan anak-anak Pelajar. Tarian ini dibawakan secara kolaboratif oleh penari klasik Cing Po Ling bersama siswa dari SDN Kesawen, SDN Ngandagan, SDN Prapaglor, SMPN 4 Purworejo, dan SMAN 4 Purworejo.

Kepala SDN Prapaglor, Khalimatus Sa’diyah, menyampaikan rasa bangganya atas keterlibatan siswanya dalam ajang bergengsi ini.

“Dipilihnya siswa kami untuk tampil di Menoreh Tourism Festival merupakan kebanggaan tersendiri. Ini bukan hanya ajang unjuk kebolehan, tetapi juga kesempatan berharga bagi anak-anak untuk belajar mencintai dan melestarikan seni tradisional daerah,” ungkapnya.

Selain parade budaya, festival ini juga menampilkan penampilan spesial dari Githa Madhani Drumband Corps SD Muhammadiyah Mutihan Wates, yang sebelumnya meraih Juara Umum II Kejuaraan Marching Band Piala Raja Hamengku Buwono X. Penampilan marching band ini sukses memeriahkan suasana dengan aransemen musik yang energik dan memukau penonton.

Melalui keikutsertaan berbagai daerah, termasuk penampilan Tari Cingpoling, Menoreh Tourism Festival 2025 tidak hanya menjadi wadah promosi budaya, tetapi juga mempererat persahabatan antarwilayah, serta memberikan dorongan positif bagi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Kabupaten Kulon Progo dan sekitarnya.




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment