- BIMTEK PEMBELAJARAN BERBASIS DIGITAL DAN PEMBELAJARAN ALTERNATIF
- GELAR AKM BUKTI KEBERHASILAN PROGRAM KAMPUS MENGAJAR 8
- MENINGKATKAN LITERASI DAN NUMERASI MELALUI MEDIA BELAJAR MENARIK
- POHON HARAPAN: Inspirasi Baru di SD Negeri Golok
- MEMBANGUN KARAKTER SISWA MELALUI SOSIALISASI ANTI-BULLYING DAN GENRE DI SD
- MAJALAH DINDING KREATIF: PROGRAM KAMPUS MENGAJAR TINGKATKAN LITERASI SISWA
- MENGHIDUPKAN LITERASI MELALUI PROGRAM SEKOLAH ALAM DI SD NEGERI GOLOK
- Perkuat Kompetensi Pendidikan: Dindikbud Purworejo Gelar Bimtek Pendalaman Kurikulum Merdeka
- FESTIVAL LITERASI DAN NUMERASI KAMPUS MENGAJAR ANGKATAN 8 DI SD NEGERI KALIGESING KUTOARJO BERLANGSUNG MERIAH
- SEMPAT VAKUM SAAT PANDEMI COVID-19, MAHASISWA KAMPUS MENGAJAR ANGKATAN 8 AKTIFKAN KEMBALI EKSTRAKURIKULER PRAMUKA DI SDN 1 MLARAN
Grup kesenian Dolalak Budi santoso
Untuk anggota sendiri, menurut Jono, memiliki banyak latar belakang yakni dari kalangan pelajar dan mereka yang sudah bekerja. Terdiri dari warga Kaliharjo dan ada juga daerah luar desa.
"Setiap anggota grup mempunyai identitas berupa kartu anggota," tambah Jono.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Kabupaten Purworejo Wasit Diono melalui Kepala Bidang Kebudayaan Dyah Woro Setyaningsih mengungkapkan tampilan kesenian tradisional usai upacara peringatan HUT RI memang sudah menjadi tradisi bagi Pemkab Purworejo.
Menurutnya, jenis kesenian rakyat tersebut sampai saat ini masih diminati oleh masyarakat. Banyak harapan yang disampaikan jika usai usai upacara memang disuguhkan adanya tampilan kesenian tradisional.
"Kita fokuskan tempat di Amphitheater Alun-alun dengan harapan masyarakat bisa fokus melihat di tempat tersebut. Apalagi tempatnya memang sudah memadai,” kata Dyah Woro.
Disinggung pemilihan grup kesenian dari Budi santoso, Woro menyebut jika grup tersebut menjadi grup yang masih eksis dengan penari laki-laki hingga saat ini. Dirinya tidak menampik jika di lain tempat di Purworejo, juga ada grup yang masih memunculkan kaum lelaki untuk menarikan Dolalak.
"Diluar Budi Santoso sebenarnya ada yang penarinya masih murni laki-laki, malah sudah sepuh. Kita pernah menampilkan alam Prade Budaya tapi melalui virtual,” imbuh Dyah Woro S., S.Sos., M.M.
Dirinya juga berjanji akan melakukan penyisiran Kembali untuk mengulik lagi tentang hal-hal unik kesenian tradisional yanga da dan berkembang di Kabupaten Purworejo.