- BIMTEK PEMBELAJARAN BERBASIS DIGITAL DAN PEMBELAJARAN ALTERNATIF
- GELAR AKM BUKTI KEBERHASILAN PROGRAM KAMPUS MENGAJAR 8
- MENINGKATKAN LITERASI DAN NUMERASI MELALUI MEDIA BELAJAR MENARIK
- POHON HARAPAN: Inspirasi Baru di SD Negeri Golok
- MEMBANGUN KARAKTER SISWA MELALUI SOSIALISASI ANTI-BULLYING DAN GENRE DI SD
- MAJALAH DINDING KREATIF: PROGRAM KAMPUS MENGAJAR TINGKATKAN LITERASI SISWA
- MENGHIDUPKAN LITERASI MELALUI PROGRAM SEKOLAH ALAM DI SD NEGERI GOLOK
- Perkuat Kompetensi Pendidikan: Dindikbud Purworejo Gelar Bimtek Pendalaman Kurikulum Merdeka
- FESTIVAL LITERASI DAN NUMERASI KAMPUS MENGAJAR ANGKATAN 8 DI SD NEGERI KALIGESING KUTOARJO BERLANGSUNG MERIAH
- SEMPAT VAKUM SAAT PANDEMI COVID-19, MAHASISWA KAMPUS MENGAJAR ANGKATAN 8 AKTIFKAN KEMBALI EKSTRAKURIKULER PRAMUKA DI SDN 1 MLARAN
JELANG TAHUN PELAJARAN 2024/2025 DINDIKDIKBUD KAB PURWOREJO ADAKAN SOSLIASI GERAKAN TRANSISI PAUD SD YANG MENYENANGKAN SECARA MASIF
Jelang tahun pelajaran 2024/2025 Dindikdikbud Kab Purworejo adakan Sosliasi Gerakan Transisi Paud-SD yang Menyenangkan secara masif. Kegiatan dilaksanakan untuk mengatasi miskonsepsi tentang kemampuan yang dibangun anak di PAUD. Pendidikan pada usia PAUD (sampai dengan usia 8 tahun) bukan untuk belajar Baca Tulis Hitung, melainkan untuk menguatkan kemampuan fondasi. Ada enam fondasi kemampuan yang harus dibangung pada usia PAUD, yakni (1) mengenal nilai agama dan budi pekerti, (2) keterampilan sosial dan bahasa untuk berinteraksi, (3) kematangan emosi untuk berkegiatan di lingkungan belajar, (4) kematangan kognitif untuk melakukan kegiatan belajar, (5) pengembangan keterampilan motorik dan perawatan diri untuk berpartisipasi di lingkungan belajar secara mandiri, dan (6) pemaknaan belajar yang menyenangkan dan positif.
Gerakan Transisi PAUD ke SD yang Menyenangkan merupakan upaya bersama untuk memastikan pemenuhan hak anak untuk memperoleh kemampuan fondasi anak usia dini, dari manapun titik berangkat mereka. ketika anak masuk ke kelas 1 SD. Tentunya Ketika masuk kelas 1, kondisi anak sangat beragam. Ada yang dari PAUD, dari TK, dari keluarga. Kondisi PAUD, TK, dan keluarga juga sangat beragam. Pada masa transisi PAUD-SD inilah Guru Kelas 1 memberikan fondasi yang sama untuk semua siswa. Gerakan ini perlu mendapat dukungan dari semua pihak agar dapat terwujud.
Agar dapat menjangkau semua pihak, kegiatan ini dilakukan melalui Webinar Series 6 dengan mengambil topik Transisi PAUD SD yang Menyenangkan. Acara ini dibuka oleh Kepala Bidang Kurikulum Bahasa dan Sastra. Dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa Gerakan Transisi PAUD SD yang Menyenangkan merupakan usaha bersama untuk memastikan kemampuan pondasi anak usia dini, dari manapun titik keberangkatan mereka. Unsur komite, orang tua, masyarakat, guru, karyawan sekolah, bunda PAUD, lingkungan dan seluruh stake holder yang ada berperan dalam mensukseskan Transisi PAUD SD yang menyenangkan. Setiap satuan pendidikan memiliki panduan masa perkenalakan lingkungan sekolah selama 2 (dua) minggu, dan waktu ini bisa ditambah apabila masih ada anak didik yang belum terfasilitasi dengan baik.
Materi kedua disampaikan oleh Ibu Sumarsih, S.Pd., M.Pd. beliau merupakan Kepala Sekolah SD Negeri Gintungan Kecamatan Gebang Kabupaten Purworejo. Dalam materinya disampaikan bahwa Gerakan Transisi PAUD SD adalah suatu program yang bertujuan untuk memperbaiki dan mengoptimalkan sistem pendidikan dari tingkat PAUD hingga tingkat SD. Program ini dilakukan dengan cara memberikan pendampingan, pelatihan, dan bimbingan kepada pendidik serta tenaga kependidikan di lingkungan PAUD maupun SD. Hal ini dilakukan agar kualitas pendidikan anak usia dini dapat ditingkatkan sehingga anak-anak siap menghadapi pendidikan di tingkat SD dengan lebih baik. Gerakan Transisi PAUD SD juga bertujuan untuk menciptakan peralihan yang lancar dan efektif dari tingkat pendidikan PAUD ke SD bagi para siswa.
Miskonsepsi tentang calistung adalah pemahaman yang salah atau keliru mengenai latihan calistung. Beberapa miskonsepsi yang sering terjadi meliputi anggapan bahwa calistung hanya dilakukan oleh atlet atau yang memiliki keterampilan fisik yang tinggi, bahwa calistung hanya dilakukan di gym atau studio khusus, bahwa calistung hanya berkaitan dengan pembentukan massa otot, dan bahwa calistung tidak cocok untuk wanita. Penting untuk memahami bahwa calistung adalah latihan fisik yang dapat dilakukan oleh siapa saja, tidak terbatas pada jenis kelamin atau tingkat kebugaran, dan dapat dilakukan di mana saja tanpa peralatan khusus.
Miskonsepsi mengenai calistung berimbas pada proses penerimaan peserta didik di Sekolah Dasar, ketika calistung dijadikan tolak ukur dan syarat utama untuk menentukan apakah anak tersebut diterima atau tidak sebagai peserta didik.
Pada tahun ajaran baru, terdapat tiga target perubahan yang perlu dicapai. Tiga target tersebut belum spesifik namun dapat berupa peningkatan mutu pendidikan, peningkatan kesejahteraan siswa dan pengurangan tingkat drop out di sekolah. Perubahan-perubahan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan kemajuan siswa di masa depan. Tiga target perubahan tersebut adalah :
1. Menghilangkan tes calistung
2. Menerapkan perkenalan (anak, orang tua dan lingkungan sekolah)
3. Menciptakan masa MPLS yang menyenangkan
Ciptakanlah penataaan kelas yang menarik dan hindari penataan yang konvensional. Ajaklah orang tua untuk mengikuti gerakan transisi PAUD SD yang menyenangkan.
Materi inti dipaparkan oleh Ibu Sri Wulan Budiastuti, S.Pd., Kepala Sekolah SD Negeri Jenar Wetan Kecamatan Purwodadi. Dalam paparannya beliau menyampaikan bahawa Transisi PAUD ke SD merupakan masa yang krusial dalam perkembangan anak.
Pembelajaran fase pondasi yang diberikan di SD kelas awal diselenggarakan secara berkesinambungan, artinya materi-materi dasar akan diajarkan secara bertahap dan terus menerus kepada siswa. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa siswa benar-benar memahami dan menguasai konsep-konsep dasar sebelum melanjutkan ke materi yang lebih kompleks. Dengan pendekatan ini, diharapkan setiap siswa dapat membangun fondasi yang kuat dalam proses pembelajaran mereka. Pembangunan fondasi dibangun secara bertahap dan berkelanjutan. Guru Sekolah Dasar kelas awal perlu memahami pembelajaran fondasi, dengan berpedoman pada 6 (enam) aspek fase fondasi yang harus dipenuhi anak,
Harapannya, setelah anak memiliki kemampuan fondasi dengan baik, potensi anak akan lebih mudah dikembangkan melalui Fase A. Anak yang tidak melalui PAUD dan masuk ke Sekolah Dasar, berhak diberikan fase fondasi pada 2 (dua) minggu pertama di sekolah dan dilanjutkan minggu berikutnya apabila kemampuannya belum terpenuhi.
Kegiatan webinar ditutup oleh Ibu Umul Hidayah, M.Pd, Widya Prada Ahli Muda Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purworejo. Beliau menyampaikan bahwa diperlukan kerjasama dan dukungan yang kuat dari semua pihak menuju suksesnya Transisi PAUD SD yang menyenangkan. Mari bergerak bersama untuk mensukseskan program ini, dan demi terwujudnya generasi emas yang merupakan tonggak harapan di masa 100 tahun Indonesia Merdeka.