Pegawai Dindikbud Mengaji bareng

By ADMIN 26 Apr 2022, 13:26:32 WIB Kegiatan
Pegawai Dindikbud Mengaji bareng

B

ertempat di Aula A pada hari Jum’at, 22 April 2022 diadakan Pengajian Ramadhan guna menambah wawasan dan siraman rokhani bagi karyawan dan karyawati Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purworejo.
Pengajian Ramadhan disampaikan oleh Ustadz Ngabdul Majid, S.Pd.I. dari Pangenjurutengah Purworejo.
Dalam kesempatan tersebut bahwa kewajiban berpuasa adalah bagi orang yang beriman, sebagaimana pada surat Al-Baqarah 183 yaitu 
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."
Surat Al-Baqarah ayat 183 di atas menjelaskan tentang perintah untuk berpuasa. Dalam bahasa Arab, puasa berasal dari kata shaum atau shiyam yang artinya menahan. Sedangkan menurut istilah, puasa adalah menahan diri dari segala yang membatalkannya dengan cara-cara yang khusus. Puasa dilakukan mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari.
 
Ustadz Ngabdul Majid, S.Pd.I menyampaikan kewajiban menjalan ibadah puasa Ramadhan 
dan tingkatannya

Kewajiban puasa dalam ayat di atas dilakukan untuk mendidik jiwa, mengendalikan syahwat, dan menyadarkan bahwa manusia memiliki kelebihan dibandingkan hewan. Selain itu, puasa dilakukan agar manusia senantiasa bertakwa dengan melaksanakan perintah dan menjauhi larangannya. Puasa ini juga telah diwajibkan atas umat para nabi terdahulu.
Perintah puasa yang terdapat pada surat Al Baqarah ayat 183 ini ditujukan kepada orang yang beriman. Sebagaimana terdapat pada permulaan ayat yang berbunyi "yā ayyuhallażīna āmanụ" atau dalam bahasa Indonesia diartikan "Wahai orang-orang yang beriman".
 
Tingkatan dalam Puasa Bulan Ramadhan
Imam Ghazali dalam kitabnya Ihya Ulumuddin menerangkan tingkatan dalam berpuasa. Shaumul umum, shaumul ‎khusus, dan shaumul khususil khusus. Ketiganya bagaikan tingkatan tangga yang manarik orang berpuasa agar bisa mencapai tingkatan yang khususil khusus.
Pertama, puasa orang awam
Puasa level pertama disebut sebagai shaumul umum atau puasanya orang awam. Level puasa ini adalah yang biasa dilakukan oleh kebanyakan orang atau sudah menjadi kebiasaan umum. Biasa-biasa saja, atau mungkin kalau di-scoring nilanya baru good, belum very good apalagi exellent.
Praktik puasa yang dilakukan di level ini sebatas menahan haus dan lapar serta hal-hal lain yang membatalkan puasa secara syariat.
Kedua, puasanya orang khusus
Kedua disebut sebagai shaumul khushus atau puasanya orang-orang spesial. Level nilainya very good. Mereka berpuasa lebih dari sekadar untuk menahan haus, lapar dan hal-hal yang membatalkan.
Tapi mereka juga berpuasa untuk menahan pendengaran, penglihatan, lisan, tangan, kaki dan segala anggota badannya dari perbuatan dosa dan maksiat. Mulutnya bukan saja menahan diri dari mengunyah, tapi juga menahan diri dari menggunjing, bergosip, apalagi memfitnah.
Kalau zaman sekarang, mungkin termasuk juga menahan jari-jarinya agar tidak menyebarkan berita-berita bohong atau hoax.

Ketiga, Puasa Orang Super-Khusus
Ini level yang paling tinggi menurut klasifikasi Imam Al-Ghazali, disebut shaumul khushusil khushus. Inilah praktik puasanya orang-orang istimewa, exellent.
Mereka tidak saja menahan diri dari maksiat, tapi juga menahan hatinya dari keraguan akan hal-hal keakhiratan. Menahan pikirannya dari masalah duniawiyah, serta menjaga diri dari berpikir kepada selain Allah.

Pengajian Ramadhan ditutup dengan doa dari Ustadz Ngabdul Majid, semoga kita semua ibadah puasa kita dan ibadah-ibadah lainnya di bulan Ramadhan diterima Allah SWT.
 




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment