- BIMTEK PEMBELAJARAN BERBASIS DIGITAL DAN PEMBELAJARAN ALTERNATIF
- GELAR AKM BUKTI KEBERHASILAN PROGRAM KAMPUS MENGAJAR 8
- MENINGKATKAN LITERASI DAN NUMERASI MELALUI MEDIA BELAJAR MENARIK
- POHON HARAPAN: Inspirasi Baru di SD Negeri Golok
- MEMBANGUN KARAKTER SISWA MELALUI SOSIALISASI ANTI-BULLYING DAN GENRE DI SD
- MAJALAH DINDING KREATIF: PROGRAM KAMPUS MENGAJAR TINGKATKAN LITERASI SISWA
- MENGHIDUPKAN LITERASI MELALUI PROGRAM SEKOLAH ALAM DI SD NEGERI GOLOK
- Perkuat Kompetensi Pendidikan: Dindikbud Purworejo Gelar Bimtek Pendalaman Kurikulum Merdeka
- FESTIVAL LITERASI DAN NUMERASI KAMPUS MENGAJAR ANGKATAN 8 DI SD NEGERI KALIGESING KUTOARJO BERLANGSUNG MERIAH
- SEMPAT VAKUM SAAT PANDEMI COVID-19, MAHASISWA KAMPUS MENGAJAR ANGKATAN 8 AKTIFKAN KEMBALI EKSTRAKURIKULER PRAMUKA DI SDN 1 MLARAN
SMP NEGERI 43 PURWOREJO PERINGATI HARI KEBANGKITAN NASIONAL (HARKITNAS)
Sejarah panjang perjalanan telah dilalui bangsa Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaanya. Kelahiran organisasi Budi Utomo menjadi simbol Hari Kebangkitan Nasional yang pada masanya, dr. Sutomo beserta para pelajar STOVIA mendirikan perhimpunan Budi Utomo untuk mengejar ketertinggalan dari bangsa-bangsa lain.
Apa yang dirintis Budi Utomo dilanjutkan oleh banyak organisasi lain yang muncul belakangan. Nasionalisme jawa khas Budi Utomo diperluas menjadi nasional mencakup keseluruhan orang-orang Hindia Belanda, Pendidikan yang hanya ditujukan pada priyayi jawa diperluas menjadi pendidikan untuk seluruh rakyat Bumiputera. Perjuangan memajukan kebudayaan Jawa diperluas menjadi perjuangan politik mengusir penjajahan Belanda. Perluasan dari cita-cita yang telah ditumbuhkan oleh Budi Utomo mencapai titik puncaknya pada proklamasi kemerdekaan.
Sebelum Budi Utomo, adalah Kartini, perempuan dari kota kecil Jepara, yang mengawali lahirnya gagasan kemerdekaan, kebebasan, kesetaraan,keadilan, persaudaraan dan kemajuan melalui tulisan-tulisanya yang tersiar ke penjuru dunia. Dialah yang menggodok aspirasi-aspirasi kemajuan di Indonesia untuk pertama kali muncul sejak lebih dari seabad lalu. Di tanganya kemajuan itu dirumuskan, diperinci, dan diperjuangkan, untuk kemudian menjadi milik seluruh bangsa Indonesia. Ia sadar betul bahwa dalam zaman baru yang modern, peralatan paling mumpuni adalah pendidikan. Pendidikan adalah wahana untuk membebaskan manusia, sekaligus membebaskan bangsa dari belenggu penjajahan. Bagi Kartini, pendidikan merupakan jalan yang dapat menguak horizon dan peradaban baru bagi kaum Bumiputera.
Kartini merupakan pembaharu dalam menggagas sebuah imajinasi sebuah tatanan masyarakat yang merdeka, dan sebuah cita-cita ideal baru tentang bangsa yang lebih besar dibandingkan asal-usul sosialnya sendiri. Apa yang digagas Kartini telah jauh melampaui kisah hidupnya sendiri. Ia telah memberikan inspirasi pentig bagi sumbu-sumbu kecil, yakni para kaum muda “embrio bangsa”, yang perlahan menjadi nyala berkobar yang kemudian kita kenal sebagai pergerakan kebangkitan nasional.
Embrio Indonesia lahir dari kemajuan modern dan pencerahan, dari kaum muda berpendidikan yang tidak hilang identitasnya ke-Indonesiaanya. Embrio Indonesia lahir dari keragaman pikiran para “kaum muda” sebagai “embrio bangsa”. Di tangan kaum muda terdidik inilah cita-cita kemerdekaan dan kebebasan dirumuskan dan diperjuangkan. Alam kemerdekaan hanya bisa dicapai jika manusia setara dan bebas. Manusia yang bebas dan setara hanya dimungkinkan jika manusia tersebut terpelajar dan berpendidikan. Dari merekalah semangat kebangkitam nasional lahir. Kebangkitan nasional adalah penanda lahirnya zaman baru. Pencetus cara berfikir baru. Semangat kebangkitan nasional merumuskan kemerdekaan sebagai wahana memperjuangkan kedaulatan dan kemuliaan manusia.
Apa yang digagas Budi Utomo, Kartini dan para embrio bangsa, kemudian dirumuskan Karno sebagai “Jembatan emas”. Kemerdekaan dibayangkan Bung Karno sebagai sebuah “jembatan emas: yang akan membawa bangsa Indonesia menikmati kehidupan sejahtera lahir dan batin diatas tanah sendiri. Bung Karno juga menekankan bahwa ujung “jembatan emas” akan selalu ada kemungkinan yang dapat membawa Indonesia menuju kebaikan ataupun sebaliknya, yang dalam Bahasa Bung Karno ‘bahagia bersama atau menangis bersama”. Disinilah Bung Karno mengingatkan kita pentingnya “momen” agar kita mengambil keputusan yang tepat dan cermat untuk membawa kita pada jalan yang mengarah kepada kebaikan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Peringatan Hari Kebangkitan Nasional yang ke-116, tanggal 20 Mei 2024 sangat relavan jika dimaknai dengan situasi kondisi saat ini. Kita berada dalam situasi pascapesta demokrasi yang mengurus energy dan emosi sebagian besar masyarakat kita. Hajat demokrasi tersebut tak dapat dipungkiri telah mengoyak banyak sendi-sendi vital persaudaraan kita sebagai anak bangsa. Pemicunya adalah ketidakdewasaan demokrasi dan pengesampingan semangat persatuan demi tujuan sesaat. Buntutnya, muncullah fitnah, kabar bohong, dan kabar kebencian dengan tujuan memenangkan kepentingan masing-masing.
Telah 116 tahun Indonesia bangkit untuk membina persatuan bangsa yang menorah catatan penghormatan dan penghargaan atas kemajemukan bangsa. Dalam situasi masyarakat Indonesia yang beragam Bahasa, suku, agama, paling ekstrem di dunia, kita bisa membuktikan bahwa Indonesia mampu menjaga persatuan. Oleh sebab itu, kita perlu bangkit dan bersatu dari kerenggangan perbedaan pendapat, dengan memikirkan kepentingan yang lebih luas bagi anak cucu bangsa ini, yaitu Bangkit menuju Indonesia Emas.
Dengan semua harapan tersebut, kiranya sangat relevan apabila peringatan Hari Kebangkitan Nasional ke 116 ini disematkan tema “Bangkit Untuk Indonesia Emas”.
Kegiatan yang dilaksanakan dalam peringatan 116 tahun Harkitnas di SMP Negeri 43 Purworejo pada tanggal 20 Mei 2024 adalah menyelenggarakan kegiatan upacara yang diikuti oleh semua siswa, tenaga pendidik dan kependidikan, kemudian dilanjutkan foto besama di lapangan upacara. Publikasi dan dokumentasi peringan Harkitnas juga dilakukan dengan menyebarkan informasi melalui media social seperti aplikasi whatsapp dan pemasangan banner di lingkungan sekolah dengan tujuan memberikan informasi peringatan Harkitnas kepada semua warga sekolah, komunitas dan masyarakat.
Manfaat dan harapan dari peringatan hardiknas bagi siswa SMP Negeri 43 Purworejo diantaranya : 1) menumbuhkan dan menguatkan jiwa nasionalisme kebangsaan pada siswa; 2) menegakan nilai-nilai demokrasi berlandaskan moral dan etika berbangsa dan bernegara; 3) mempererat persaudaraan untuk mempercepat terwujudnya Indonesia Emas dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.