- Bimbingan Teknis Kepegawaian Terkait Dengan Pesensi Simega dan Pengisian E-Kinerja Bagi ASN Guru TK
- Pertemuan Rutin Unsur Pelaksana Dharmawanita Persatuan Dinas Pendidikkan Dan Kebudayaan Kabupaten Purworejo,
- Uji Coba Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SDN 1 TLOGOREJOGUWO Berjalan Sukses
- SEKRETARIS DINDIKBUD menjadi APEL KENANGAN INDAH MENJELANG PURNA TUGAS
- Peringatan Hari Kesaktian Pancasila bukan hanya sekadar seremoni
- Belajar Bersama di Museum Tosan Aji Sewon at the Museum
- Program Mading Kelas SMP Negeri 32 Purworejo Hidupkan Budaya Literasi Siswa
- Kak Bara Meriahkan Maulid Nabi di SD Negeri Bedug dengan Dongeng dan Sulap
- Mini Museum Tosan Aji Keliling 2025 Hadir di Kecamatan Bruno
- PELATIHAN MKKG (MANAJEMEN KESELAMATAN KEBAKARAN GEDUNG) DI LINGKUNGAN KANTOR DINAS PENDIIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Belajar Bersama di Museum Tosan Aji Sewon at the Museum

Purworejo - Museum Tosan Aji, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purworejo menyelenggarakan event Belajar Bersama di Museum, Sewon (Selasa Kliwon) at the Museum, Senin (29/10/2025) di Museum Tosan Aji. Menghadirkan Narasumber Kepala DINDIKBUD Kabupaten Purworejo, Bapak Yudhie Agung Prihatno, S.STP., M.M., Komisi IV DPRD Kabupaten Purworejo, Ibu Tri Susilowati, S.E, Purworejo Walking Tour, Ibu Endang Naranatha P., event ini diikuti dari guru SLB, peserta acara Sewon at Museum berasal dari Forum OSIS SMA/SMK/MA se-Kabupaten Purworejo. Pada sesi diskusi, dua guru SLB Negeri Purworejo, Vionita dan Putri Wahidah serta Eko Toto memberikan masukan kepada pengelola Museum Tosan Aji. Salah satunya dengan banyaknya senjata tajam seperti keris dan tombak, yang bagi anak autis bisa mudah diakses atau disentuh. Hal itu dinilai membahayakan sehingga diperlukan pengamanan lokasi. Misalnya diberi kaca atau dikelilingi rantai atau pembatas di sekitar area lokasi senjata tajam bernilai sejarah tersebut. Selain itu, mereka juga menyoroti kurangnya sarpras khususnya untuk tuna netra. “Belum ada teks Braile untuk keterangan benda bersejarah di Museum Tosan Aji ini. Termasuk belum ada guiding block untuk tuna netra,” ucap Vionita saat diundang dalam acara Sewon at Museum Tosan Aji, Senin (29/9/2025) malam. Dalam masukan yang disampaikannya, ia menambahkan, bagi pengunjung tuna grahita, Museum Tosan Aji juga belum ada penerjemah. Selain itu, bagi pengunjung tuna daksa, juga belum ada fasilitas kursi roda untuk mobilitas mereka. Menanggapi hal tersebut, Kadindikbud Purworejo, Yudhie Agung Prihanto, S.STP., M.M. yang hadir sebagai salah satu arasumber kegiatan itu mengatakan, pihaknya saat inipun tengah menggelorakan semangat inklusifitas untuk difabel. Ia mengakui adanya keterbatasan dana. Namun perbaikan untuk mempermudah akses bagi difabel akan diupayakan pada tahun anggaran 2026. Yudhie menyebutkan, masukan yang diberikan akan dapat membuat lebih percaya diri karena Purworejo punya identitas yang bisa dibanggakan, yakni museum, termasuk oleh difabel. Terlebih adanya koleksi museum yang merupakan warisan tak benda yang diakui UNESCO.
Terkait dengan masukan dari guru SLB, Ketua Komisi IV DPRD Ibu Tri Susilowati, S.E. yang juga turut hadir menanggapi, nantinya akan ada penilaian termasuk di Museum Tosan Aji. “Termasuk belum adanya kursi roda yang merupakan salah satu unsur penilaian, ini juga perlu,” ucapnya. Dihadapan peserta, dirinya berharap mereka bisa mengajak sanak keluarga berkunjung ke Museum Tosan Aji sebagai salah satu kebanggaan dan rasa memiliki. Selaku Ketu Komisi IV DPRD, Ibu Susilowati mengungkapkan, dirinya selalu memberikan dukungan moril dan material kepada Museum Tosan Aji. Termasuk dalam penganggaraan untuk menambah alat atau sarpras yang dibutuhkan. Hal itu agar lebih menarik lagi khususnya bagi generasi muda. Termasuk juga untuk memfasilitasi siswa SLB. Kabid Kebudayaan Dindikbud, Dyah Woro Setyaningsih, S.Sos., M.M. menjelaskan, forum seperti ini merupakan upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kunjungan Museum terutama si kalangan generasi Z. Hal yng tak kalah penting, menurutnya, juga untuk mendengarkan masukan terkait museum agar dapat menjadi kebanggaan “Jadi awalnya, Forum OSIS Kabupten Purworejo minta difasilitasi bikin event. Akhirnya dibuatlah kegiatan bernama Sewon at Museum.
Sewon berarti Selasa Kliwon sebagai waktu kegiatan, meski dalam pelaksanaaanya dilakukan pada Senin malam. Dalam acara tersebut, Dindikbud menggandeng beberapa pegiat sejarah, seperti Lengkong Sanggar Ginaris, MA. yang telah menghasilkan banyak buku, juga penggagas Purworejo Walking Tour. Salah satu peserta, Fathan mengapresiasi kegiatan yang dilakukan oleh Museum Tosan Aji ini. Menurutnya, banyak hal yang bisa digali oleh pengelola, termasuk memberikan ruang bagi generasi Z untuk berkreasi.