PENAMPILAN DRAMATISASI PUISI OLEH GURU DAN KEPALA SEKOLAH MERIAHKAN LAUNCHING BUKU ANTOLOGI PUISI DAN GEGURITAN DI PENDOPO KABUPATEN PURWOREJO

PURWOREJO- Ada yang menarik dalam gelaran Launching Buku Puisi berjudul “Bunga Rindu Tumbuh Mekar di Atas Batu” dan Buku Geguritan berjudul “Samudraning Pepeling” di Pendopo Kabupaten Purworejo, pada Rabu tanggal 31 Juli 2024 kemarin.

Beragam karya kreativitas literasi dari siswa dan guru dari Sekolah Penggerak yang ada di Kabupaten Purworejo, ditampilkan secara apik dalam acara itu.

Diawali dari penampilan Geguritan TK Tunas Bangsa lalu tari Ndolalak TK Aisyah, kemudian Geguritan antologi berjudul Tak Ukir AsmaMu Ono Kene oleh Erti Widaryati dari SDN Kroyokulon, lalu Berbalas pantun oleh 4 siswa dari sekolah yang berbeda, penampilan Pantomim dari SMPN 8 Purworejo, bercerita yang disampaikan oleh Kepala Sekolah SDIT Salsabila Purworejo yang juga sebagai Trainer Pembinaan guru/ustadz dan Pendongeng, Wuntat Wawan Sembodo, S. Ag, juga ada pementasan Dramatisasi Puisi oleh sejumlah guru dan kepala sekolah dari Sekolah Penggerak yang ada di Kabupaten Purworejo.

Dramatisasi Puisi berjudul Panggilan Bangsa Untuk Negeri Karya Ely Faimah, diperankan oleh 5 guru dan kepala sekolah dari sekolah penggerak yang ada di Kabupaten Purworejo. Kelima guru dan kepala sekolah itu, yaitu Halimatul Sadiyah, S.Pd. M.Pd selaku Kepala Sekolah SDN Binangun, Butuh, S. Rahayu, S.Pd selaku Guru  SDN Bandung, Kutoarjo, Ngadimah, S.Pd selaku Kepala Sekolah SDN Duduwetan, Grabag, Giyanti Indranarni, S.Pd selaku Kepala Sekolah TK Rukun, Abdong, Butuh, dan Septi Nitaria Puspitarini, S.Pd selaku Guru SDN Ketawangrejo, Grabag.

Dengan diawali gerakan tari kemudian membacakan puisi secara bergantian, mereka mementaskan Dramatisasi Puisi dengan baik hingga disambut aplus dan tepuk tangan yang meriah dari segenap peserta dan tamu yang hadir.

Ketua Kelas Puisi Guru Kabupaten Purworejo, S. Sri Rahayu, S.Pd.SD, mengatakan, Dramatisasi Puisi ditampilkan atas inisiatif dirinya dengan mengajak beberapa teman guru dan kepala sekolah untuk ikut menampilkan hasil karya antologi.

“Kami latihan sebanyak 8 kali adapun musik dan  gerakan merupakan hasil menciptakan sendiri. Kita berkolaborasi dalam mencipta gerakan- gerakan yang sesuai dengan isi puisi,” jelasnya.